Menjelaskan Unsur-unsur intrinsik dalam penggalan novel yang dibacakan
Karya sastra pada umumnya menceritakan permasalahan kehidupan yang dialami manusia. Demikian pula dengan novel. Dengan kepawaiannya, sastrawan mengambil salah satu sisi kehidupan manusia lalu ditulis menjadi novel dengan
Berikut akan disajikan penggalan novel yang sangat kuat dan menarik dari sisi penggambaran,
A.
1) Personifikasi
Contoh :
Matahari sedang mencium lembah-lembah gunung (Anak Bajang Menggiring Angin, Sindunata )
Dari arah hutan di lembah, pipit dan jalak berceloteh ria ( Pergolakan, Wildan Yatim ).
Ingat ranting, berkuping nyaring.
Ingat batu, pandai berkata.
Lonceng berbunyi, memamnggil siswa untuk berkumpul
2) Simile (Perumpamaan )
Contoh :
Langit yang berawan itu adalah seperti payung ubur-ubur, yang diperbuat daripada sutera hijau ( Azab dan Sengsara, Merari Siregar ).
3) Hiperbola
Contoh :
Napas membiru, peluh bercucuran menganak sungai, debar jantung menggila, raung sirine yang memekakan telinga dan menggetarkan kat-kata, jendela membuat mereka bergerak semakin cepat ( Area X, Eliza Vitri Handayani ).
Selama ini, ia bekerja membanting tulang, memeras keringat untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Air matanya menganak sungai.
Pelawak Supali berhasil mengocak-ngocak perut penonton.
Film drama rumah tangga itu berhasil mengguncang-guncang perasaan penontonnya.
4) Metafora
Contoh :
Raja siang bersinar diufuk timur.
Dewi malam keluar dari peraduannya.
Kepercayaan pada diri sendiri meluap seperti bibir.
5) Klimaks
Contoh:
Sepeda, becak, motor, mobil menghiasi keramaian lalu lintas di
Jangankan berdiri, duduk, bahkan bergerakpun ia tak mampu.
Sawahnya, rumahnya , ternaknya pun telah dijual olehnya.
6) Anti Klimaks
Contoh :
Gedung-gedung, rumah-rumah, gubuk-gubuk, semuanya menutup pintu.
Jangankan berdiri, duduk, bahkan bergerakpun ia tak mampu.
Sawahnya, rumahnya,ternaknya pun telah dijual olehnya.
7) Repetisi
Contoh :
Jangan cemas, dia pasti datang lagi, percayalah, dia pasti datang lagi.
Meskipun tidak lulus, engkau jangan putus asa, sekali lagi jangan putus asa.
Tenanglah, tenanglah, nanti aku yang membereskannya.
8) Paradoks
Contoh :
Pak Heru memang kaya, tetapi miskin batinnya.
Sering aku kesepian dikota besar yang ramai ini.
Wajahnya tampak seram, tetapi hatinya seputih salju.
9) Antitesa
Contoh :
Besar kecil, tua muda, laki-laki perempuan, semuanya menghadiri pertunjukkan itu.
Diam tetapi bekerja keras itulah contoh yang baik.
Hasil ulanganmu kurang memuaskan
10) Ironi
Contoh :
Lekas betul abang pulang hari ini,sekarang baru pukul dua belas malam.
Aduh, manis benar kopi ini, Rin ! Mungkin belum kau beri gula.
Wah, bagus benar tulisanmu, Ed ! Hampir-hampir tidak bisa dibaca.
11) Sinisme
Contoh :
Mual perutku mendengar nasihatmu !
Jijik aku melihat sihidung belang itu!
Muntah aku melihat tingkah lakumu !
12) Sarkasme
Contoh :
Memang otak udang isi kapalamu itu !
Hai berdebah, belum juga kau keluar dari ruangan ini !
Dia memang pernah minggat dari sini.
13) Metonimia
Contoh :
Cintanya lebih tingi dari pada singga
Ibu tadi membawa kartini dari sekolah.
Pernahkah anda membaca pertiwi ?
Yanti membeli
14) Pleonasme
Contoh :
Nelayan itu mengarungi samudra yang sangat luas.
Kapal terbang itu jatuh dari atas ke bawah sehingga hancur berkeping-keping.
Sebenarnya dia telah mendengar berita itu dengan telinganya sendiri.
15) Inversi
Contoh :
Cakap benar pemuda itu
Itulah mahkota pengetahuanku
Memang tidak punya malu anak itu.
16) Litotes
Contoh :
Sudilah Tuan singgah ke gubuk kami ?
Terimalah hadiah yang kurang berarti ini dengan tangan terbuka.
Pertolongan apakah yang Tuan harapkan dari saya yang bodoh ini ?
17) Simbolik
Contoh :
Berhati-hatilah berbicara dengan bunglon !
Janganlah engkau tertipu oleh Si Kancil itu !
Hendaknya jangan sampai tertangkap oleh lintah darat itu !
18) Koreksi
Contoh :
Selamat pagi anak-anak, maaf selamat sore.
Ayah sedang bekerja, bukan, sedang tidur.
Silakan duduk tuan, maaf, silakan makan.
19) Retoris
Adalah
Inikah yang kammmmmmu maksud bekerja ?
Mungkinkah kalian pandai tanpa belajar ?
Siapakah yang tidak mengakui bahwa Tuhan itu Mahatahu ?
20) Asosiasi
Contoh :
Hatinya sedih bagai diiris-iris pisau.
Semangatnya keras seperti baja.
Mukanya pucat bagai mayat.
21) Sinekdok
Contoh :
Sudah lama aku tidak melihat batang hidungmu.
Tak puasnya ia memandang tubuh yang kecil montok itu.
Bu Tina membeli tiga ekor ayam yang disembelih.
Sedangkan bila penyebutan itu seluruhnya tetapi yang dimaksudkan sebagian disebut Sinekdok totem pro parte.
Contoh :
Pada hari itu bangsa
Letusan bom
22) Paralelisme
Contoh :
Kaulah diam malam yang kelam,
Kaulah tenang sawah yang lapang,
Kaulah lelap orang di lawang,
Ah, engkau nan masih lemah melambai
………………………………………….
Rustam Effendi, Percikan Permenungan
Sedangkan bila perulangan itu terdapat pada akhir baris disebut Epifora
Contoh :
Kaulah kau memang, Ia akan datang
Bila kau pinta,ia akan datang
Jika kau kehendaki, ia akan datang
23) Retisentia
Contoh :
Wajah yang senantiasa jernih lembut pada pemandangannya itu …………
Memang dia amat bijaksana lagi pula………………………….
Tentu saja peristiwa itu membuat Nani…………..
24) Tautologi
Contoh :
Peristiwa itu tidak saya inginkan, tidak saya harapkan.
Kehadirannya tidak saya panggil, tidak saya undang.
Cintanya telah berurat berakar.
25) Asindenton
Contoh :
Kaya, miskin, pandai, bodoh, sama saja di hadapan Tuhan.
Sedih, sakit, susah telah menjadi untungnya selama ia dalam perantauan.
Kesulitan,kegagalan adalah makanan pagi bagi wiraswastawan
Bila penyebutan itu menggunakan kata sambung disebut polisindenton.
Contoh :
Orang tuaku dan kakak-kakakku seta adik-adikku berdoa untuk keberhasilanku.
Kedua tangannya dan kedua kakinya sangat manis dan lucu bentuknya.
Inilah saat aku bekerja dan hidup serta tidak terganggu.
B. Latar
Latar atau biasa disebut dengan istilah setting, yakni meliputi tempat, waktu, dan keadaan lingkungan. Latar dalam sastra sering digambarkan dengan
Contooh :
Sore itu, tidak seperti biasanya, pada jam 6 sore Bu Agung dan si Mbak baru muncul di kamar saya di rumah sakit ( Sastrio Piningit Umar Kayam ).
C. Penokohan
Penokohan adalah watak/karakter tokoh cerita yang dipaparkan oleh pengarang. Penokoan biasanya ditampilkan pengarang melalui :
1. pengarang langsun menyebutkan watak tokoh;
2. penggambaran fisik tokoh;
3. apa yang diperbuatnya(terutama menghadapi situasi kritis )
4. ucapan-ucapan tokoh/pikiran-pikiran tokoh;
5. apa yang dikenakannya.
Tugas individu :
Bacalah penggalan novel Anak Bajang Menggiring Angin karya Sindhunata berikut dengan saksama ! Kemudian catatlah kalimat-kalimat yang menggunakan
Empat…………………………………………………………………………………………………………
Langit bagai berdetak, bintang-bintangnya meneteskan gerimis air matanya. Malam yang dinngin mengajak bulan keluar dari lubuk kegelapan. Musim-musim harapan sedang merekah di pucuk-pucuk daun. Harum kembang-kembangnya. Sebentar lagi fajar pun cepat tiba. Membuka alam bagi Rama dan Sinta serta Laksamana untuk melangkah dalam cerita di hutan belantara.
Ketiga anak manusia ini bagaikan kumbang-kumbang yang baru saja mengenal keindahan hutan dengan kembang-kembangnya. Menatap alam dengan kepasrahan hatinya. Menyelami rimba raya dengan kejujurannya. Hutan yang dahsyat dan ganas menjadi napas yang tenang dalam keheningan budinya.
Di sunagai yang bening airnya berderai menyibak akar-akar pohon yang menjulur di dalamnya. Gemericiknya bagai suara anak-anak burung yang minta kehangatan sayap ibunya. Sinta mandi di sungai yang indah ini . Tubuhnya yang cantik menyelam dalam kedinginanya. Sang surya kasihan melihatnya, dan dikirimkan cahaya yang hangat, menerobos celah-celah dedaunan pohon-pohon rimba.
Rama mengamati kekasihnya. Cinta Sinta terasa harum bagai wewangian kembang-kembang disekitarnya. Sinta memandangnya dengan mata yang sebasah pagi dengan tetesan-tetesan embunnya.
Di tengah suasana yang indah ini, tiba-tiba bergeramlah suara laksana gunung yang mau rebah. Angin yang bertiup lemah seperti tersibak oleh langkah makhluk raksasa. Makin dekat makin menggetarkan hati suaranya. Sinta ketakutan lari memeluk Rama. Muncullah raksasa yang jahat rupanya. Wirada namanya, pengacau ketenangan rimba.
“Siapakah engkau, hai manusia ? Berani benar kamu mengarungi rimba. Kamu hanya akan menjadi mangsa perutku yang sudah lama lapar akan daging manusia,” kata Wirada. Mulutnya masih berdarah, bekas daging-daging busuk binatang hutan menempel di dadanya. Suaranya mengaum-ngaum seperti singa kelaparan. Kedatangan Wirada yang jahat ini membuat burung-burung bertebaran. Binatang-binatang kecil pun lari tunggang laggang.
Dalam sekejap, Wirada menarik Dewi Sinta ke dalam pelukannya. Serupa mutiara putih keadaan Dewi Sinta di tangan Wirada. Mutiara itu berlinangan air matanya. Jatuh menetes menjadi pelepas kesepian bumi rimba yang kini kesakitan diinjak kaki Wirada. Wirada tertawa menggelegar sampai pohon-pohon bergoyang ketakutan
Rama menjadi gelap pandangan matanya. Ia larut dalam keputusasaannya. Dari mulutnya, keluar kata-kata yang mencela penderitaan yang harus dihadapinya.
“ Mengapa mesti burung-burung ini terbang dari sarangnya ? Mengapa mesti aku meninggalkan istana bersama kekasihku untuk menemui raksasa jahat ini. Kekasihku tiadakah kautahu akan dosa-dosamu, hingga aku harus mengalami seperti ini ?”kata Rama meratap. Laksamana getir hatinya mendengar keluhan kakaknya. Ia memperingatkan Rama dengan geram.
“ Kakakku, kenapa engkau menjadi demikian lemah ? Rimba raya ini mejadi temanmu. Bersama rimba raya yang sepi ini kauharus menghadapi dukamu. Engkau adalah Wisnu di dunia. Apa artinya seorang raksasa di hadapanmu ,” kata Laksmana.
Serentak terdengarlah suara dari langit. Bidadari seakan lari menunggang kuda putih, menyentakkan Rama yang baru saja disadarkan, kata Laksmana.
“ Rama,Rama, Masih banyak lagi raksasa yang harus kauhadapi. Masih ada satu lagi raksasa paling jahat yang harus kau akhiri hidupnya, kelak di akhir pengembaraanya . Wirada mengajakmu mengingat akan tugasmu,” kata suara dari langit itu.
(Sumber : Horison Sastra
Pelatihan :
Untuk mengukur pemahamanmu tentang isi penggalan novel Anak Bajang Menggiring Angin, kerjakanlah soal-soal berikut bersama teman kelompokmu !
1. Berdasarkan catatanmu saat membaca, kutiplah delapan kalimat yang menggunakan
1. …………………………………………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………………………………………………
4. …………………………………………………………………………………………………………
5. …………………………………………………………………………………………………………
6. ………………………………………………………………………………………………………….
7. ………………………………………………………………………………………………………….
8. ………………………………………………………………………………………………………….
9. ………………………………………………………………………………………………………….
10. ………………………………………………………………………………………………………….
2. Kutiplah delapan kalimat dari penggalan novel Anak Bajang Menggiring Angin yang menggunakan
1. ………………………………………………………………………………………………………….
2. ………………………………………………………………………………………………………….
3. ………………………………………………………………………………………………………….
4. ………………………………………………………………………………………………………….
5. ………………………………………………………………………………………………………….
6. ………………………………………………………………………………………………………….
7. ………………………………………………………………………………………………………….
8. ………………………………………………………………………………………………………….
9. …………………………………………………………………………………………………………
10. ………………………………………………………………………………………………………….
3. Tentukan latar cerita dari penggalan novel Anak Bajang Menggiring Angin ! Berikan data pendukung berupa kutipan kalimatnya !
Latar | Data pendukung |
a. Tempat :………………………………………….. b. Waktu : …………………………………………. c. Suasana Lingkungan : …………………………… | ………………………………………………………. ………………………………………………………. ………………………………………………………. |
4. Tulislah tokoh dan penokohan beserta data pendukung berupa kutipan kalimatnya !
Tokoh | Penokohan | Data Pendukung |
……………………………………. ……………………………………. …………………………………… ……………………………………. | ……………………………………. …………………………………… ……………………………………. ……………………………………. | ……………………………………. …………………………………….. ……………………………………. ……………………………………. |
Lebih jelasnya download disini