Minggu, 07 November 2010

kuliah anakku

[balita-anda] Makanan dan minuman kemasan amankah?
Wenny EP, KTB (S/Parts)
Thu, 14 Oct 2004 02:31:22 -0700
Your Ad Here
MAKANAN DAN MINUMAN KEMASAN, AMANKAH?
Masih banyak orang bertanya-tanya, amankah mengonsumsi produk makanan atau minuman
kemasan dari segi kesehatan? Agar tidak ragu-ragu lagi untuk mengonsumsi atau tidak
produk-produk tersebut, baca habis panduan pakar gizi berikut ini.



Pertumbuhan perusahaan makanan dan minuman kemasan di Indonesia telah mendorong
terjadinya perubahan perilaku makan masyarakat. Makan tidak cukup hanya kenyang,
tetapi juga harus bergizi dan sehat serta ada unsur tambahan yang menggugah selera.

Banyak makanan dan minuman kemasan yang diproduksi dengan terutama memperhatikan aspek
selera, sehingga makanan dan minuman itu disukai kaum tua maupun muda. Minuman ringan
yang rasanya menyengat pun ternyata bisa dinikmati oleh anak balita, apalagi junk food
berwujud makanan ringan yang memang rasanya menggugah selera.



Kecanggihan teknologi pengolahan makanan, pengemasan, dan penyimpanan secara tidak
langsung sebagian memang menguntungkan konsumen. Kalau dulu kita sering jengkel karena
susu yang kita buat banyak gumpalannya, kini telah hadir susu instan yang dijamin
tidak akan menggumpal. Demikian pula kita bisa merasakan repotnya membuat mi goreng
atau rebus, tetapi saat ini dengan mudah orang bisa membeli mi instan yang dapat
disajikan dengan cepat dan rasanya tak kalah dengan mi tradisional.



Masih banyak contoh makanan maupun minuman kemasan yang kini dapat dengan mudah
dijumpai di berbagai toko, warung, atau pasar swalayan. Pertumbuhan makanan dan
minuman kemasan ini demikian cepat sehingga kalau pada waktu PD II dulu hanya bisa
dijumpai kurang lebih 1.000 produk kemasan, kini bisa dijumpai lebih dari 10.000
produk yang siap dikonsumsi.

Apa rahasia membanjirnya produk makanan dan minuman kemasan itu? Tak salah lagi,
peranan bahan tambahan makanan (BTM) sangatlah besar untuk menghasilkan produk-produk
kemasan. BTM bukan cuma zat pengawet tetapi juga aroma stroberi pada minuman ringan
serta warna merah pada minuman cocktail. Dalam pembuatan dressing salad diperlukan
emulsifiers untuk mencampur minyak dan air agar tidak terpisah.



Salah satu alasan mengapa senyawa kimia diperlukan untuk pengawetan makanan adalah
karena berubahnya cara produksi, pemasaran, serta konsumsi suatu makanan. Rentang
waktu ketika makanan diproduksi dan ketika mencapai konsumen kini semakin panjang. Di
lain pihak, konsumen mengharapkan semua makanan tersedia sepanjang tahun dan bebas
dari mikroorganisme pembawa penyakit. Berbagai mikroba dari jamur sampai bakteri
merupakan agen pembusuk yang sering menimbulkan masalah pada keamanan pangan.



BTM bermacam-macam



Jika suatu zat kimia yang ditambahkan pada makanan dapat menyebabkan kanker, zat kimia
itu harus dilarang pemakaiannya. Ini sebuah prinsip yang telah menjadi hukum di AS dan
telah diundangkan sejak 1958. Namun, produsen bisa pula berdalih, bagaimana jika zat
kimia itu mampu mencegah racun botulism yang mematikan yang terdapat pada daging
kalengan? Nitrit adalah senyawa pengawet itu, yang biasanya ditambahkan pada daging
kalengan dan menimbulkan perdebatan berlarut-larut.

Keberadaan BTM adalah untuk membuat makanan tampak lebih berkualitas, lebih menarik,
serta rasa dan teksturnya lebih sempurna. Zat-zat itu ditambahkan dalam jumlah
sedikit, namun hasilnya sungguh menakjubkan.

BTM ternyata sudah lama digunakan dalam pengawetan makanan. Orang Romawi kuno
menggunakan garam untuk mengawetkan daging, dan sulfur untuk mencegah terjadinya
oksidasi pada minuman anggur. Kini, keprihatinan masyarakat semakin bertambah dengan
semakin panjangnya daftar BTM. Ini meliputi jenis BTM yang telah diizinkan maupun dari
jenis yang belum diteliti.



Pendapat yang sering kontroversial adalah kemungkinan timbulnya kanker akibat BTM.
Sebenarnya, kanker adalah penyakit dengan beberapa penyebab yang bersifat kompleks.
Sebagian kanker justru diduga disebabkan oleh faktor lingkungan, misalnya asap rokok,
polusi udara, sinar ultraviolet, dll. Kanker berkembang sangat lambat dalam tubuh
manusia. Biasanya memakan waktu 5 - 10 tahun setelah seseorang kontak dengan bahan
karsinogenik (penyebab kanker).



Karena itu mencari penyebab kanker pada manusia menjadi lebih sulit. Untuk menguji
suatu zat menyebabkan kanker, maka dilakukan percobaan pada binatang. Secara alami
usia hewan percobaan (tikus) adalah 2 - 3 tahun. Karena itu hewan ini mampu memberikan
informasi cukup setelah diberi makanan tertentu yang mengandung zat yang diduga
bersifat karsinogenik. Munculnya kanker pada hewan percobaan akan membuat kita lebih
berhati-hati ketika memilih makanan kemasan yang mengandung zat karsinogenik itu.



Sampai saat ini belum ada dampak langsung (seketika) yang menunjukkan BTM berakibat
buruk pada janin dalam kandungan. Namun, pada binatang percobaan terlihat sakarin
(pemanis buatan) bersifat racun bagi janin. Meskipun hal ini masih perlu penelitian
yang lebih intens, sebaiknya ibu hamil berhati-hati ketika memilih makanan atau
minuman kemasan yang mengandung sakarin.



Pada dekade 1970 - 1980-an terjadi perdebatan cukup panjang tentang dampak monosodium
glutamate atau MSG (bumbu masak). Tikus muda yang baru lahir mengalami cacat setelah
diberi ransum mengandung MSG. Penelitian lainnya menggunakan anak ayam menunjukkan
munculnya gejala-gejala mengantuk setelah anak ayam mengonsumsi MSG. Itulah sebabnya
MSG pernah dilarang pada makanan bayi di Inggris dan Singapura. Penelitian yang sama,
yang dilakukan pada kera dan anjing, ternyata tidak membuktikan hal itu.

Penggunaan bahan pengawet paling banyak digunakan di Indonesia adalah sulfit, nitrit,
BHA atau BHT, dan benzoat. Perdebatan para ahli mengenai aman tidaknya behan pengawet
itu masih seru. Sebagian orang beranggapan, belum ada BTM yang pernah menyebabkan
reaksi serius bagi manusia dalam jumlah yang sering ditemukan pada makanan. Namun,
bukti lain menunjukkan, pemakaian dalam jangka panjang dapat menimbulkan masalah
kesehatan.

Bahan pengawet sulfit dapat menyebabkan reaksi cukup fatal bagi mereka yang peka. Bagi
penderita asma, sulfit dapat menyebabkan sesak dada, sesak napas, gatal-gatal, dan
bengkak. Sulfit digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan kapang. Jenis
produk seperti jus buah, sosis, dan acar kering sering menggunakan pengawet ini.



Pada 1989 terdapat kasus biskuit beracun yang menelan korban 38 jiwa manusia. Ini
akibat mengonsumsi natrium nitrit yang secara tidak sengaja ditambahkan pada makanan
karena kekeliruan. Nitrit adalah pengawet pada daging. Pada daging kalengan (corned)
nitrit bisa digunakan dengan dosis 50 mg/kg.



Awalnya, nitrit dan nitrat digunakan untuk memperoleh warna merah yang seragam pada
daging yang diawetkan. Belakangan diketahui, zat itu dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Clostridium botulinum yang sering muncul pada makanan awetan. Penggunaan
nitrit dan nitrat semakin meluas seperti pada pembuatan sosis, ham, dan hamburger.

Jika makanan diawetkan, umumnya akan kehilangan vitamin A dan E. Kedua vitamin itu
bersifat sebagai antioksidan untuk mencegah terjadinya oksidasi yang menyebabkan
kerusakan. Penggunaan BHA/BHT juga sebagai antioksidan, namun sudah ada penelitian
yang membuktikan bahwa BHA/BHT sebenarnya kurang baik karena menyebabkan kelainan
kromosom sel bagi orang yang alergi terhadap aspirin.



Pengguanaan pengawet benzoat dimaksudkan untuk mencegah kapang dan bakteri khususnya
pada produk sirup, margarin, kecap, selai, jeli, dan cider. Benzoat sejauh ini
dideteksi sebagai pengawet yang aman. Di AS benzoat termasuk senyawa kimia pertama
yang diizinkan untuk makanan. Senyawa ini digolongkan dalam Generally Recognized as
Safe (GRAS). Bukti-bukti menunjukkan, pengawet ini mempunyai toksisitas sangat rendah
terhadap hewan maupun manusia. Ini karena hewan dan manusia mempunyai mekanisme
detoksifikasi benzoat yang efisien.

Dilaporkan bahwa pengeluaran senyawa ini antara 66 - 95% jika benzoat dikonsumsi dalam
jumlah besar. Sampai saat ini benzoat dipandang tidak mempunyai efek teratogenik
(menyebabkan cacat bawaan) jika dikonsumsi melalui mulut, dan juga tidak mempunyai
efek karsinogenik.



Masih tetap bergizi

Minuman ringan (soft drink) kini bagian tak terpisahkan dari restoran fast food.
Selain itu terdapat pula minuman ringan dalam kemasan kaleng atau botol plastik.
Minuman ringan mengandung sukrosa (gula) relatif tinggi. Karena itu yang dapat
diandalkan dari minuman ini hanyalah kalorinya. Selain itu minuman ini juga mengandung
BTM yang diizinkan, seperti asam sitrat. Sebagian minuman ringan mengandung kafein
yang mmeberikan efek terjaga bagi orang yang meminumnya.



Minuman bubuk instan dapat dibuat secara mudah dengan menambahkan air, kemudian
diaduk, dan siap dinikmati. Sayangnya, komposisi gizi minuman instan ini sering tidak
dicantumkan dalam label sehingga konsumen tidak bisa mengetahui unsur gizi apa yang
ada di dalamnya dan berapa jumlahnya.



Kalau dulu kita hanya bisa menikmati susu segar, kini beragam produk susu kemasan
dapat dengan mudah kita temukan. Sebagian susu kemasan mengandung zat pewarna dan zat
penambah cita rasa sehingga susu bisa dinikmati oleh siapa pun termasuk orang yang
sebenarnya tidak menyukai susu. Sebagai minuman yang bergizi, susu kemasan tetap dapat
diandalkan sebagai sumber protein dan kalsium. Dalam kemasan tetrapak 200 ml, susu
mengandung 200 g kalsium dengan protein sekitar 6 g. Sedangkan pada susu sapi segar
terkandung 143 g kalsium per 100 ml susu dan kandungan proteinnya relatif sama.



Sebagian dari kita mungkin telah menyadari manfaat minuman terbuat dari jus buah atau
sayur. Kita bisa memperoleh beragam vitamin, mineral, dan serat dengan meminum jus
tanpa harus merasa terlalu kenyang. Peranan jus kini mulai tergantikan dengan adanya
minuman kemasan, baik untuk takaran individu maupun keluarga. Untuk mempertinggi nilai
gizinya, ada jus kemasan yang diperkaya dengan vitamin dan mineral. Berbagai jus
kemasan yang dijual di pasaran umumnya mengandalkan vitamin C sebagai salah satu gizi
unggulan. Dalam kemasan 250 ml kandungan vitamin C berkisar 30 - 50 g. Ini setara
dengan satu buah jeruk segar.

Peranan kemasan sangat besar untuk mencegah terjadinya kerusakan vitamin. Penggunaan
karton tetrapak ternyata lebih menguntungkan daripada botol. Dalam suhu kamar
kerusakan vitamin C dalam minuman kemasan botol dapat mencapai 70% setelah 10 minggu.
Tetapi dengan kemasan tetrapak kerusakannya hanya 30%. Penyimpanan dalam lemari
pendingin hanya menyebabkan kerusakan 10%.



Sayang sekali, banyak penjual minuman kemasan (khususnya warung-warung) tidak
melengkapi diri dengan lemari pendingin sehingga minuman kemasan yang dijual banyak
terpapar oleh panas matahari dan menyebabkan kerusakan gizi.

Proses pengemasan itu sendiri sebenarnya tidak banyak merusak nilai gizi. Bahkan
sebenarnya konsumen harus merasa bersyukur karena dengan teknologi kemasan kita dapat
mengonsumsi beragam makanan dan minuman dengan aneka cita rasa. Daging mempunyai
produk olahan yang sudah populer seperti sosis, corned, dan daging asap. Kalau daging
sapi mempunyai kandungan protein 18%, maka produk olahannya adalah sebagai berikut:
sosis 14,5%, corned (16%), daging asap (32%). Daging asap mengandung protein tinggi
karena kadar airnya yang sudah sangat berkurang.





Uji inderawi dan kedaluwarsa

Kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan suatu makanan atau minuman kemasan
masih pantas dikonsumsi sulit ditentukan secara kuantitatif. Berbagai analisis
laboratorium baik secara kimia, fisik, maupun mikrobiologi dapat digunakan untuk
menilai mutu suatu produk, tetapi acap kali sulit diinterpretasi tanpa melibatkan uji
organoleptik (uji inderawi).



Uji inderawi dilakukan dengan menggunakan panelis (pencicip yang telah terlatih) untuk
menilai mutu makanan atau minuman kemasan akibat pengaruh daya simpan. Uji ini
dianggap paling praktis dan lebih murah biayanya. Tetapi ada juga kelemahannya.
Misalnya, terdapatnya variasi produk dan variasi kelompok-kelompok konsumen yang
mungkin tidak bisa terwakili oleh panelis. Panelis yang berasal dari laboratorium
sering bersikap lebih kritis dan mempunyai kecenderungan menilai lebih rendah terhadap
suatu produk.



Dalam penentuan daya simpan banyak sekali faktor yang terlibat, tetapi faktor yang
sangat menentukan adalah jenis makanan itu sendiri, pengemasan, kondisi penyimpanan,
dan distribusi. Dengan kemasan yang baik suatu produk akan terhindar dari pengaruh
buruk akibat uap air, oksigen, sinar, panas, dan hama.



Untunglah para produsen makanan dan minuman kini semakin sadar akan perlunya informasi
tentang tanggal kedaluwarsa, sehingga hampir semua produk makanan dan minuman sudah
mencantumkannya dalam label. Aspek kedaluwarsa ini menjadi tanggung jawab penuh
produsen dan distributor, sedangkan konsumen hendaknya lebih memperhatikan aspek gizi
dan bahan kimia yang ditambahkan dalam produk itu. (Dr. Ir. Ali Khomsan, dosen Jurusan
Gizi Masyarakat & Sumberdaya Keluarga, Faperta IPB)
Rentan Penyakit Jantung - Diabetes
Sebagian besar orang tua selalu menginginkan anak balitanya berbadan sehat. Berbagai cara ditempuh orang tua untuk membuat balitanya terlihat berbadan segar. Lantas anak-anak pun dijejali berbagai makanan bergizi,susu,multivitamin bahkan penambah nafsu makan. Hampir semua orang tua khawatir apabila balitanya enggan makan.
Namun hendaknya para orang tua juga waspada apabila balita mereka memiliki nafsu makan tinggi sehingga badannya nampak gemuk. Sebab,tidak hanya orang dewasa saja,balita yang mengalami kegemukan atau obesitas juga rentan terjangkit berbagai p0enyakit.Memantau agak berat badan anak balita ideal tidak sampai mengalami kurang gizi dengan berat badan rendah,juga menjaga agar berat badan anak tidak sampai mengalami obesitas akibat kelebihan gizi adalah tugas orang tua.
Penanganan balita yang mengalami kelebihan gizi dan obesitas,menjadi dalam hal penanganan setelah gizi buruk. Secara keseluruhan sekitar 3% balita mengalami obesitas. Orang yang gemuk sejak kecil kalau dibiarkan akan mengalami banyak masalah kesehatan ketika dewasa nanti. Berbagai penyakit yang dialami balita obesitas antara lain penyakit jantung koroner,diabetes,hipertensi,kolesterol tinggi,sesak nafas dan sebagainya. Selama ini obesitas pada balita kebanyakan disebabkan digantikannya ais susu ibu (ASI) dengan susu botol. Meskipun bayi terlihat gemuk,namun sebenarnya pemberian susu botol buatan pabrik tidak sehat. Apabila tidak terpaksa,ASI ekslusif hendaknya diberikan pada bayi. Sebab pada ASI terkandung berbagai zat supaya bayi tidak kelebihan ataupun kekurangan gizi. Selain itu,.ASI juga meningkatkan imun atau daya tahan tubuh bayi.
Faktor lain yang mempengaruhi obesitas yakni pemberian makanan manis-manis,makanan fast food dan junk food yang sering. Hal ini terjadi karena makanan ini banyak sekali mengandung lemak yang mudah tertimbun dalam tubuh. Faktor keturunan juga menjadi salah satu sebab obesitas pada balita. Ayah dan ibu balita gemuk,tidak menutup kemungkinan balita mereka juga memiliki keturunan yang gemuk pula. Selain itu obesitas pada bayi juga membuat bayi justru tidak lincah.
Untuk itu sebaiknya orang tua tidak terlena dan mewaspadai apabila berat badan balita selalu meningkat drastis. Segera lakukan pengecekan secara rutin terkait kesehatan buah hati anda. Dan melakukan tindakan prefentif lebih dianjurkan untuk menjaga efek buruk tidak sampai terjadi. Mengkonsumsi jus tahitian noni adalah hal yang dianjurkan dan akan mampu mengkontrol kesehatan balita anda dengan baik tanpa efek samping.Meminumkan jus tahitian noni pada balita dengan takaran yang sesuai akan membantu balita anda tumbuh lebih sehat dan mencegah diabetes maupun gangguan pada jantung.
Segeralah untuk memberikan jus tahitian noni yang telah terbukti ampuh dalam mengatasi berbagai penyakit ini,untuk anak anda dan keluarga. Silahkan lakukan pemesanan disini !!
Tags »

Topic Yang Berhubungan :
• Leukemia Sering Terjadi Pada Anak
• Jangan Sepelekan Kesemutan
• SEMBUH DARI KANKER!
• Kanker Payudara,Gampang Dideteksi Dengan Mammografi
• Vaksinasi HPV,Cegah Kanker Leher Rahim
Trackback: Trackback-URL | Comments Feed: RSS 2.0

Sabtu, 30 Oktober 2010

surat dinas

BERMACAM-MACAM SURAT DINAS

1. Surat Undangan
2. Surat Pengantar
3. Surat Pemberitahuan
4. Surat Permohonan Bantuan
5. Surat Keterangan
6. Surat Tugas
7. Surat Edaran
8. Surat Pernyataan
9. Surat Pengumuman
10. Surat Peringatan
11. Surat Ucapan Terima Kasih
12. Surat Permohonan Izin
13. Surat Pemberian Izin
14. Surat Perintah Kerja
15. Surat Perjanjian Kerja
16. Surat Keputusan
17. Surat Pengusulan
18. Surat Susulan
19. Surat Kuasa
20. Surat Panggilan
21. Surat Berita Acara
22. Surat Laporan
23. Surat Rekomendasi
24. Surat Penunjukkan
25. Surat Pemberian Bantuan

























Contoh-Contoh Surat Dinas

1. Surat Undangan

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
Jalan Sekip Utara, Indonesi.Telepon/ Faksimile (062-0274) 515307


Nomor : UGM/KG/2056/TL/03/09 2 Agustus 2009
Hal : Undangan

Yth.Drs.Dirgo Sabariyanto
Jalan Godean 98
Bantul 55182, Yogyakarta


Dengan Hormat,

Dalam permulaan tahun pengajaran mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada tahun pengajaran 2009/2010, kami mengharap kehadiran Saudara dalam pertemuan yang kami selenggarakan pada

hari : Minggu
tanggal : 10 Agustus 2009
pukul : 09.30 WIB
acara : Pengarahan Dekan FKG dan Pembantu FKG.

bertempat di ruang A Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada

Atas perhatian dan kehadiran Saudara, kami ucapkan terima kasih.






Dekan,
ttd ,
drg.Soebayo Hardjowijoto, Sp.Ort.











2. Surat Pengantar

KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN PENERANGAN
PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jalan Brigjen, Yogyakarta 55152. Telepon 375184,375819,374022, dan 373444
Teleks 401, Faksimile 373444

PENGANTAR

Nomor : 968 / A12 / K/IX.2009
Hal : Pengiriman fotokopi

Yth. Kepala Kantor Deppen Kabupaten
Dan Kodya se-Daerah Istimewa Yogyakarta




No. Uraian Jumlah Catatan
Fotokopi surat dari Korpri Departemen Penerangan Rrepublik Indonesia
Nomor : 45 /Korpri / K / IX /2009
Tanggal : 18 September 2009
Hal : Kegiatan Operasional kepramukaan dan olahraga di daerah
Satu
Eksemplar Dikirim fotokopi surat dari Korpri Departemen Penerangan Republik Indonesia agar digunakan seperlunya.









25 September 2009
Kasubbag Tata Usaha

ttd,

Endang Ayudiyati, Ba
NIP. 19671312 199703 2 004








3. Surat Pemberitahuan

DEPARTEMEN AGAMA
KANTOR WILAYAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jalan Sukonandi8, Yogyakarta 55166, Telepon 516030, Faksimile 589335

Nomor : W1 / 3 /KU / 06 / 438 / 2009 12 Maret 2009
Hal : Pemberitahuan permohonan dana


Yth. Ketua Yayasan Taruna Nusantara
Indonesia(YTNI) Pusat
Jalan Hankam / Bhayangkara II
Kotak Pos 6697 / JKUSP
Jakarta



Assalamualaikum w.w.


Berkenaan dengan surat Saudara nomor B-09 / YTNI / PST / III / 2009, tanggal 3 Maret 2009, tentang permohonan dana, dengan ini kami beri tahukan bahwa Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tidak dapat memenuhi permohonan Saudara karena kami tidak mempunyai dana sumbangan. Namun, kami berharap semoga pembangunan pesantren Al-Furqon berjalan lancar.


Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.




Wasalam,
Kepala Bidang Penerangan
Agama Islam,

ttd

Drs. H. H. Ahmad Muhsin
NIP. 19610105 199803 1 004









4. Surat Permohonan Bantauan

DEPARTEMEN KOPERASI DAN PEMBINAAN PENGUSAHA KECIL RI
KANTOR WILAYAH
PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jalan H.O.S. Cokroaminoto, Yogyakarta 55244, Telepon 515622,514608
Faksimile 515622

Nomor : 2585 / KWK-12 / IX / 1997 30 September 2009
Perihal : Permohonan bantuan bus



Yth. Kepala Depot Logistik
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Jalan Suroto 6 Yogyakarta 55224


Kami beritahukan dengan hormat bahwa Kantor Wilayah Departemen Koperasi dan PKK Departemen Koperasi Daerah Istimewa Yogyakarta akan menerima kunjungan pejabat eselon II dan III Departemen Koperasi bersama istri dan PKK-nya dari Jakarta berjumlah lebih kurang tiga puluh orang. Mereka akan mengadakan kunjungan kerja di Yogyakarta dan Surakarta selama tiga hari, tanggal 17-19 Oktober 2009. Penjemputan dilakukan di Stasiun Tugu, pukul 04.00 dini hari.


Berkaitan dengan hal tersebut di atas, untuk memperlancar pelayanan tamu, dengan hormat kami mohon Saudara agar memberikan bantuan dua buah bus milik Depot Logistik selama tiga hari mulai tanggal 17 sampai dengan 19 Oktober 2009.


Atas bantuan dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.






Kepala,

ttd,

Drs. Guritno Kusumo, M.M.
NIP.







5. Surat Keterangan
DEPARTEMEN AGAMA
KANTOR WILAYAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jalan Sukonandi 8, Yogyakarta 55166, Telepon 516030, Faksimile 589335

SURAT KETERANGAN
Nomor : W 1 / 1 Hm.00 / 2153 / 2009


Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Drs. H. Tarmudji,
Jabatan : Kepala Bagian Sekretariat Kanwil Depag Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
Alamat : Jalan Sukonandi 8 Yogyakarta 55166

menerangkan bahwa

nama : Nano Untung Romansyah,
umur : 33 tahun,
alamat : Desa Kertanegara RT 01 / 11, Karanganyar, Purbalingga, Jawa Tengah.

Pada hari ini tanggal 2 September 2009 Saudara Nano UNTung Romansyah telah dating ke Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, jalan Sukonandi 8, Yogyakarta dalam rangka perjalannya mengelilingi Indonesia.



Surat keterangan ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.






2 September 2009
a.n. Kepala
Kepala Bagian Sekretariat,

ttd,

Drs. H. Tarmudji
NIP. 150131742








6. Surat Tugas

DEPARTEMEN SOSIAL RI

Sabtu, 29 Mei 2010

GAYA BAHASA

Menjelaskan Unsur-unsur intrinsik dalam penggalan novel yang dibacakan

Karya sastra pada umumnya menceritakan permasalahan kehidupan yang dialami manusia. Demikian pula dengan novel. Dengan kepawaiannya, sastrawan mengambil salah satu sisi kehidupan manusia lalu ditulis menjadi novel dengan gaya bahasa yang mampu mengharu biru perasaan pembacanya. Dalam menulis, sastrawan selalu berpedoman pada unsure-unsur pembangun sastra, di antaranya adalah gaya bahasa, latar, dan penokohan.

Berikut akan disajikan penggalan novel yang sangat kuat dan menarik dari sisi penggambaran, gaya bahasa yan digunakan pengarang, dan penokohan. Nah, ikutilah pembelajaran berikut !

A. Gaya Bahasa

Gaya bahasa dalam karya sastra berfungsi sebagai alat utama pengarang untuk melukiskan, menggambarkan, dan menghidupkan cerita secara estetika. Gaya bahasa sangat banyak jenisnya. Berikut dijelaskan tiga jenis gaya bahasa yang sangat sering muncul dalam karya sastra.

1) Personifikasi

Gaya bahasa ini sering digunakan dalam karya sastra. Gaya bahasa ini mendeskripsikan benda-benda mati dengan cara memberikan sifat-sifat sperti manusia.

Contoh :

* Matahari sedang mencium lembah-lembah gunung (Anak Bajang Menggiring Angin, Sindunata )

* Dari arah hutan di lembah, pipit dan jalak berceloteh ria ( Pergolakan, Wildan Yatim ).

* Ingat ranting, berkuping nyaring.

* Ingat batu, pandai berkata.

* Lonceng berbunyi, memamnggil siswa untuk berkumpul

2) Simile (Perumpamaan )

Gaya bahasa ini mendeskripsikan/menggambarkan sesuatu dengan pengibaratan. Ciri yang sangat tampak ,yakni adanya penggunaan kata ibarat, laksana, seperti, umpama, ataupun bak

Contoh :

Langit yang berawan itu adalah seperti payung ubur-ubur, yang diperbuat daripada sutera hijau ( Azab dan Sengsara, Merari Siregar ).

3) Hiperbola

Gaya bahasa ini mendeskripsikan sesuatu dengan cara berlebihan dengan maksud memberikan efek berlebihan.

Contoh :

* Napas membiru, peluh bercucuran menganak sungai, debar jantung menggila, raung sirine yang memekakan telinga dan menggetarkan kat-kata, jendela membuat mereka bergerak semakin cepat ( Area X, Eliza Vitri Handayani ).

* Selama ini, ia bekerja membanting tulang, memeras keringat untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

* Air matanya menganak sungai.

* Pelawak Supali berhasil mengocak-ngocak perut penonton.

* Film drama rumah tangga itu berhasil mengguncang-guncang perasaan penontonnya.

4) Metafora

Gaya bahasa yang mengandung perbandingan yang sejajar atau memiliki kesamaan, sebagai pengganti suatu kata atau ungkapan

Contoh :

* Raja siang bersinar diufuk timur.

* Dewi malam keluar dari peraduannya.

* Kepercayaan pada diri sendiri meluap seperti bibir.

5) Klimaks

Gaya bahasa yang penegasannya dengan menyebutkan beberapa hal berturut-turut yang makin lama menghebat.

Contoh:

* Sepeda, becak, motor, mobil menghiasi keramaian lalu lintas di kota Surabaya.

* Jangankan berdiri, duduk, bahkan bergerakpun ia tak mampu.

* Sawahnya, rumahnya , ternaknya pun telah dijual olehnya.

6) Anti Klimaks

Gaya bahasa menyebutkan beberapa hal berturut-turut semakin menurun

Contoh :

* Gedung-gedung, rumah-rumah, gubuk-gubuk, semuanya menutup pintu.

* Jangankan berdiri, duduk, bahkan bergerakpun ia tak mampu.

* Sawahnya, rumahnya,ternaknya pun telah dijual olehnya.

7) Repetisi

Gaya bahasa penegasan dengan cara mengulang-ulangi kata atau bagian kalimat.

Contoh :

* Jangan cemas, dia pasti datang lagi, percayalah, dia pasti datang lagi.

* Meskipun tidak lulus, engkau jangan putus asa, sekali lagi jangan putus asa.

* Tenanglah, tenanglah, nanti aku yang membereskannya.

8) Paradoks

Gaya bahasa yang menyebutkan dua hal yang bertentangan padahal sebenarnya tidak

Contoh :

* Pak Heru memang kaya, tetapi miskin batinnya.

* Sering aku kesepian dikota besar yang ramai ini.

* Wajahnya tampak seram, tetapi hatinya seputih salju.

9) Antitesa

Gaya bahasa yang memakai kata-kata yang berlawanan arti untuk mempertegas maksud.

Contoh :

* Besar kecil, tua muda, laki-laki perempuan, semuanya menghadiri pertunjukkan itu.

* Diam tetapi bekerja keras itulah contoh yang baik.

* Hasil ulanganmu kurang memuaskan

10) Ironi

Gaya bahasa yang dipergunakan untuk menyindir secara halus lawan bicaranya

Contoh :

* Lekas betul abang pulang hari ini,sekarang baru pukul dua belas malam.

* Aduh, manis benar kopi ini, Rin ! Mungkin belum kau beri gula.

* Wah, bagus benar tulisanmu, Ed ! Hampir-hampir tidak bisa dibaca.

11) Sinisme

Gaya bahasa yang menyindir lawan bicaranya dengan lebih kasar daripada ironi.

Contoh :

* Mual perutku mendengar nasihatmu !

* Jijik aku melihat sihidung belang itu!

* Muntah aku melihat tingkah lakumu !

12) Sarkasme

Gaya bahasa yang menyindir lawan bicaranya dengan cara amat kasar sehingga bisa menyakitkan hati.

Contoh :

* Memang otak udang isi kapalamu itu !

* Hai berdebah, belum juga kau keluar dari ruangan ini !

* Dia memang pernah minggat dari sini.

13) Metonimia

Gaya bahasa yang mempergunakan kata yang berasosiasi dengan suatu benda.

Contoh :

* Cintanya lebih tingi dari pada singga sana .

* Ibu tadi membawa kartini dari sekolah.

* Pernahkah anda membaca pertiwi ?

* Yanti membeli levis.

14) Pleonasme

Gaya bahasa yang memberikan keterangan terhadap suatu kata yang sebenarnya telah mengandung keterangan.

Contoh :

* Nelayan itu mengarungi samudra yang sangat luas.

* Kapal terbang itu jatuh dari atas ke bawah sehingga hancur berkeping-keping.

* Sebenarnya dia telah mendengar berita itu dengan telinganya sendiri.

15) Inversi

Gaya bahasa yang menarik perhatian dengan cara membalik susunan katanya.

Contoh :

* Cakap benar pemuda itu

* Itulah mahkota pengetahuanku

* Memang tidak punya malu anak itu.

16) Litotes

Gaya bahasa yang mempergunakan kata yang berlawanan arti dengan tujuan untuk merendahkan diri.

Contoh :

* Sudilah Tuan singgah ke gubuk kami ?

* Terimalah hadiah yang kurang berarti ini dengan tangan terbuka.

* Pertolongan apakah yang Tuan harapkan dari saya yang bodoh ini ?

17) Simbolik

Gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan lambang-lambang.

Contoh :

* Berhati-hatilah berbicara dengan bunglon !

* Janganlah engkau tertipu oleh Si Kancil itu !

* Hendaknya jangan sampai tertangkap oleh lintah darat itu !

18) Koreksi

Gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu yang salah lalu dibetulkan lagi.

Contoh :

* Selamat pagi anak-anak, maaf selamat sore.

* Ayah sedang bekerja, bukan, sedang tidur.

* Silakan duduk tuan, maaf, silakan makan.

19) Retoris

Adalah gaya bahasa dengan mengajukan pertanyaan yang tidak perlu dijawab, untuk menarik perhatian.

* Inikah yang kammmmmmu maksud bekerja ?

* Mungkinkah kalian pandai tanpa belajar ?

* Siapakah yang tidak mengakui bahwa Tuhan itu Mahatahu ?

20) Asosiasi

Gaya bahasa yang membandingkan sesuatu benda yang telah disebutkan dengan benda lain. Pada umumnya asosiasi menggunakan kata penghubung.

Contoh :

* Hatinya sedih bagai diiris-iris pisau.

* Semangatnya keras seperti baja.

* Mukanya pucat bagai mayat.

21) Sinekdok

Gaya bahasa yang menyebutkan sesuatu benda. Bila penyebutan sebagian yang dimaksudkan disebut Sinekdok pars pro toto.

Contoh :

* Sudah lama aku tidak melihat batang hidungmu.

* Tak puasnya ia memandang tubuh yang kecil montok itu.

* Bu Tina membeli tiga ekor ayam yang disembelih.

Sedangkan bila penyebutan itu seluruhnya tetapi yang dimaksudkan sebagian disebut Sinekdok totem pro parte.

Contoh :

* Indonesia mendapat piala emas dalam Asian Games tahun ini.

* Pada hari itu bangsa Indonesia mengumumkan kemerdekaannya.

* Letusan bom Nagasaki sungguh telah menggoncangkan dunia.

22) Paralelisme

Gaya bahasa perulangan yang terdapat di dalam sajak. Bila perulangan itu terdapat pada awal baris disebut anafora.

Contoh :

* Kaulah diam malam yang kelam,

Kaulah tenang sawah yang lapang,

Kaulah lelap orang di lawang,

Ah, engkau nan masih lemah melambai

………………………………………….

Rustam Effendi, Percikan Permenungan

Sedangkan bila perulangan itu terdapat pada akhir baris disebut Epifora

Contoh :

* Kaulah kau memang, Ia akan datang

Bila kau pinta,ia akan datang

Jika kau kehendaki, ia akan datang

23) Retisentia

Gaya bahasa yang menyembunyikan sebagian pikiran atau perasaan untuk menarik perhatian.

Contoh :

* Wajah yang senantiasa jernih lembut pada pemandangannya itu …………

* Memang dia amat bijaksana lagi pula………………………….

* Tentu saja peristiwa itu membuat Nani…………..

24) Tautologi

Gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu dengan cara menyebutkan dua kata yang searti

Contoh :

* Peristiwa itu tidak saya inginkan, tidak saya harapkan.

* Kehadirannya tidak saya panggil, tidak saya undang.

* Cintanya telah berurat berakar.

25) Asindenton

Gaya bahasa penyebutan beberapa hal secara berurutan tanpa menggunakan kata sambung.

Contoh :

* Kaya, miskin, pandai, bodoh, sama saja di hadapan Tuhan.

* Sedih, sakit, susah telah menjadi untungnya selama ia dalam perantauan.

* Kesulitan,kegagalan adalah makanan pagi bagi wiraswastawan

Bila penyebutan itu menggunakan kata sambung disebut polisindenton.

Contoh :

* Orang tuaku dan kakak-kakakku seta adik-adikku berdoa untuk keberhasilanku.

* Kedua tangannya dan kedua kakinya sangat manis dan lucu bentuknya.

* Inilah saat aku bekerja dan hidup serta tidak terganggu.

B. Latar

Latar atau biasa disebut dengan istilah setting, yakni meliputi tempat, waktu, dan keadaan lingkungan. Latar dalam sastra sering digambarkan dengan gaya bahasa tertentu.

Contooh :

Sore itu, tidak seperti biasanya, pada jam 6 sore Bu Agung dan si Mbak baru muncul di kamar saya di rumah sakit ( Sastrio Piningit Umar Kayam ).

C. Penokohan

Penokohan adalah watak/karakter tokoh cerita yang dipaparkan oleh pengarang. Penokoan biasanya ditampilkan pengarang melalui :

1. pengarang langsun menyebutkan watak tokoh;

2. penggambaran fisik tokoh;

3. apa yang diperbuatnya(terutama menghadapi situasi kritis )

4. ucapan-ucapan tokoh/pikiran-pikiran tokoh;

5. apa yang dikenakannya.

Tugas individu :

Bacalah penggalan novel Anak Bajang Menggiring Angin karya Sindhunata berikut dengan saksama ! Kemudian catatlah kalimat-kalimat yang menggunakan gaya bahasa dan kalimat yang menjelaskan latar cerita !

Empat…………………………………………………………………………………………………………

Langit bagai berdetak, bintang-bintangnya meneteskan gerimis air matanya. Malam yang dinngin mengajak bulan keluar dari lubuk kegelapan. Musim-musim harapan sedang merekah di pucuk-pucuk daun. Harum kembang-kembangnya. Sebentar lagi fajar pun cepat tiba. Membuka alam bagi Rama dan Sinta serta Laksamana untuk melangkah dalam cerita di hutan belantara.

Ketiga anak manusia ini bagaikan kumbang-kumbang yang baru saja mengenal keindahan hutan dengan kembang-kembangnya. Menatap alam dengan kepasrahan hatinya. Menyelami rimba raya dengan kejujurannya. Hutan yang dahsyat dan ganas menjadi napas yang tenang dalam keheningan budinya.

Di sunagai yang bening airnya berderai menyibak akar-akar pohon yang menjulur di dalamnya. Gemericiknya bagai suara anak-anak burung yang minta kehangatan sayap ibunya. Sinta mandi di sungai yang indah ini . Tubuhnya yang cantik menyelam dalam kedinginanya. Sang surya kasihan melihatnya, dan dikirimkan cahaya yang hangat, menerobos celah-celah dedaunan pohon-pohon rimba.

Rama mengamati kekasihnya. Cinta Sinta terasa harum bagai wewangian kembang-kembang disekitarnya. Sinta memandangnya dengan mata yang sebasah pagi dengan tetesan-tetesan embunnya.

Di tengah suasana yang indah ini, tiba-tiba bergeramlah suara laksana gunung yang mau rebah. Angin yang bertiup lemah seperti tersibak oleh langkah makhluk raksasa. Makin dekat makin menggetarkan hati suaranya. Sinta ketakutan lari memeluk Rama. Muncullah raksasa yang jahat rupanya. Wirada namanya, pengacau ketenangan rimba.

“Siapakah engkau, hai manusia ? Berani benar kamu mengarungi rimba. Kamu hanya akan menjadi mangsa perutku yang sudah lama lapar akan daging manusia,” kata Wirada. Mulutnya masih berdarah, bekas daging-daging busuk binatang hutan menempel di dadanya. Suaranya mengaum-ngaum seperti singa kelaparan. Kedatangan Wirada yang jahat ini membuat burung-burung bertebaran. Binatang-binatang kecil pun lari tunggang laggang.

Dalam sekejap, Wirada menarik Dewi Sinta ke dalam pelukannya. Serupa mutiara putih keadaan Dewi Sinta di tangan Wirada. Mutiara itu berlinangan air matanya. Jatuh menetes menjadi pelepas kesepian bumi rimba yang kini kesakitan diinjak kaki Wirada. Wirada tertawa menggelegar sampai pohon-pohon bergoyang ketakutan

Rama menjadi gelap pandangan matanya. Ia larut dalam keputusasaannya. Dari mulutnya, keluar kata-kata yang mencela penderitaan yang harus dihadapinya.

“ Mengapa mesti burung-burung ini terbang dari sarangnya ? Mengapa mesti aku meninggalkan istana bersama kekasihku untuk menemui raksasa jahat ini. Kekasihku tiadakah kautahu akan dosa-dosamu, hingga aku harus mengalami seperti ini ?”kata Rama meratap. Laksamana getir hatinya mendengar keluhan kakaknya. Ia memperingatkan Rama dengan geram.

“ Kakakku, kenapa engkau menjadi demikian lemah ? Rimba raya ini mejadi temanmu. Bersama rimba raya yang sepi ini kauharus menghadapi dukamu. Engkau adalah Wisnu di dunia. Apa artinya seorang raksasa di hadapanmu ,” kata Laksmana.

Serentak terdengarlah suara dari langit. Bidadari seakan lari menunggang kuda putih, menyentakkan Rama yang baru saja disadarkan, kata Laksmana.

“ Rama,Rama, Masih banyak lagi raksasa yang harus kauhadapi. Masih ada satu lagi raksasa paling jahat yang harus kau akhiri hidupnya, kelak di akhir pengembaraanya . Wirada mengajakmu mengingat akan tugasmu,” kata suara dari langit itu.

(Sumber : Horison Sastra Indonesia Kitab Nukilan Novel, 2002 )

Pelatihan :

Untuk mengukur pemahamanmu tentang isi penggalan novel Anak Bajang Menggiring Angin, kerjakanlah soal-soal berikut bersama teman kelompokmu !

1. Berdasarkan catatanmu saat membaca, kutiplah delapan kalimat yang menggunakan gaya bahasa personifikasi dalam penggalan novel Anak Bajang Menggiring Angin !

1. …………………………………………………………………………………………………………

2. …………………………………………………………………………………………………………

3. …………………………………………………………………………………………………………

4. …………………………………………………………………………………………………………

5. …………………………………………………………………………………………………………

6. ………………………………………………………………………………………………………….

7. ………………………………………………………………………………………………………….

8. ………………………………………………………………………………………………………….

9. ………………………………………………………………………………………………………….

10. ………………………………………………………………………………………………………….

2. Kutiplah delapan kalimat dari penggalan novel Anak Bajang Menggiring Angin yang menggunakan gaya bahasa simile !

1. ………………………………………………………………………………………………………….

2. ………………………………………………………………………………………………………….

3. ………………………………………………………………………………………………………….

4. ………………………………………………………………………………………………………….

5. ………………………………………………………………………………………………………….

6. ………………………………………………………………………………………………………….

7. ………………………………………………………………………………………………………….

8. ………………………………………………………………………………………………………….

9. …………………………………………………………………………………………………………

10. ………………………………………………………………………………………………………….

3. Tentukan latar cerita dari penggalan novel Anak Bajang Menggiring Angin ! Berikan data pendukung berupa kutipan kalimatnya !

Latar

Data pendukung

a. Tempat :…………………………………………..

b. Waktu : ………………………………………….

c. Suasana Lingkungan : ……………………………

……………………………………………………….

……………………………………………………….

……………………………………………………….

4. Tulislah tokoh dan penokohan beserta data pendukung berupa kutipan kalimatnya !

Tokoh

Penokohan

Data Pendukung

…………………………………….

…………………………………….

……………………………………

…………………………………….

…………………………………….

……………………………………

…………………………………….

…………………………………….

…………………………………….

……………………………………..

…………………………………….

…………………………………….




Lebih jelasnya download disini